BANK Menyebar JERAT ASURANSI dan CREDIT CARD

bankSaya merupakan nasabah dari 5 bank terkenal, satu bank syariah dan 4 lainnya bank konvensional dan semua dalam bentuk TABUNGAN. Seperti masyarakat umumnya saya memiliki kebutuhan sangat mendesak terkait dengan bank-bank ini. Selain karena untuk transaksi keuangan kantor dan pribadi, saya menggunakan ke 5 rekening bank saya untuk kebutuhan bisnis Online saya. Merupakan hal yang wajar dan lumrah kalau bank memerlukan data-data pribadi kita demi keamanan dan jaminan jika kelak ada masalah terkait dengan kita maupun bank itu sendiri. Akan tetapi ….. ada satu hal yang sangat mengganjal saya dari dulu, tapi baru sekarang bisa terluapkan dalam tulisan ini. yaitu terkait CREDIT CARD dan ASURANSI, pasti sobat bertanya apa hubungannya dengan tabungan kita di bank-bank tersebut?

Itulah yang menjadi kekesalan saya, entah kenapa “pihak-pihak lain” jadi tahu data-data pribadi saya dan dengan leluasa mengubek-ubek area privasi saya dengan penawaran-penawaran yang tiada henti dan terkadang bersifat menjebak. Mereka tahu nomor telpon saya, alamat rumah, alamat kantor dan mungkin saja data-data lainnya. Ditelisik dari penelpon saya memergoki sebuah benang merah yang saling terkait antara si penelpon (ASURANSI atau credit card) dengan BANK yang bersangkutan. Berarti benar dugaan saya data pribadi saya dan jutaan nasabah lain di share dengan gratis dan mudah diantara anak-anak perusahaan mereka. Dalam poin ini saya pikir saya tidak berkutik, karena data harusnya bersifat rahasia menjadi konsumsi keroyokan rame-rame anak-anak perusahaan Bank tersebut dan menggelontorkan sejumlah marketing by phone yang sangat amat merugikan.

Penawaran via telpon ini terkadang ada embel-embel “gratis” dan sebagainya yang tentu saja akan tetap saya tolak karena saya tidak memerlukan. Saya jadi membayangkan ketika nasabah yang memperoleh telpon tersebut adalah kaum marginal yang memiliki pendidikan di bawah rendah atau berpemahaman lemah terhadap hal ini, apa yang akan terjadi dengan mereka? Karena saya paham penawaran itu sama layaknya dengan form pendaftaran, yang ketika kita bilang “IYA” maka akan sama kuatnya dengan tanda tangan kita di form tersebut. Kalau misalkan nasabah perlu terhadap credit card atau asuransi yang ditawarkan tidak akan jadi soal, akan tetapi jika tidak perlu namun terlanjur menyetujui?

Mungkin sobat bilang saya terlalu lebay menanggapi hal ini, tinggal bilang aja repot atau tolak telpon atau  tinggal tutup telponnya. Bukan … bukan itu, saya hanya ingin menyebarkan informasi ini agar BANK berpikir lagi menggunakan data-data pribadi kita demi marketing sesat mereka dan utamanya tidak ada korban yang muncul hanya karena ketidakpahaman mereka.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: