(sebuah retorika) Teknologi Digital dari Indonesia untuk Indonesia
Muter-muter google cari sedikit pencerahan, mengadu peruntungan di Lomba yang diadakan Komunitas Ngawur beserta para punggawanya yaitu Pusat Teknologi dan Blogger Nusantara. Bukannya makin cerah, malah makin bingung lha lombane ki emang rodo mbulet. Admin nya juga, mesam-mesem aja pas ditanya tetek-bengek syarat yang lomba yang rodo ra fokus. Lha minta nya tema yang lumayan serius yaitu “Pemanfaatan Teknologi Digital Untuk Indonesia” tapi yang ngadain lomba gak kalah nyleneh domain e, ngawur.
Pas ditanya bahasa yang digunakan dalam lomba harus serius atau boleh ngawur, kutip dari salah satu blogger “abang admin… ini gaya tulisannya gimana? formal kah, atau sesuai dengan situs ini Ngawur”. Jawaban e yo rodo nggapleki ki, “Hal itu kan termasuk penilaian, jadi tidak bisa di sebutkan secara detail. Terima Kasih”
Alamak, piye ki? Pengen menang tapi kok gak punya bahan, yo wes lah puter otak lagi. Semedi abis ngantor … Setelah beberapa menit “tuinnngggg”, sebuah lampu imajiner tiba-tiba muncul di atas kepalaku terang benderang, hal ini pertanda ide brilian telah datang.
Intinya kan “teknologi digital” nya yang bikin aku bingung setengah mati. Kenapa gak ku tanya aja ama temanku yang jago IT, beres kan? Bakal sesuai dengan tema yang dilombakan dan pasti menang lah.. batinku. Langsung kusamber hp dan ku hubungi Andi, temenku yang pas banget dijadiin referensi ketika aku mentok dengan segala hal yang berbau IT. Setelah tersambung, ucapkan salam, basa-basi sebentar, obrolan-obrolan yang rada gak penting dan tibalah saat melancarkan aksi.
Aku: “Andi, by the way. Apa sih yang disebut teknologi digital, sampean kan ahli IT tentu tahu dong”
Andi: “teknologi digital? Weleh weleh, tumben banget koen tanya-tanya hal ginian? Ge opo seh Di?”
Aku: “wes ta lah, jawab ae .. opo kuwi teknologi digital” gerutuku sambil memutar otak, anak ini gak boleh tahu kalau aku nelpon dia karena pengen dapat pencerahan atau bahan lomba menulis blog.
Andi: “Di, Di .. ra mbok jawab lho aku ya ngerti, koen tanya-tanya teknologi digital karena pengen ikut lomba blog to?” hahahahaha …..” dia tertawa riang di seberang sana, aseeeem tenan kok ya gak kepikiran yah kalau dia itu juga seorang blogger yang tiap hari riwa-riwi di dunia maya. Pastinya dia tahu lah lomba blog macam ginian. Untungnya dia gak akan pernah melihat mukaku yang merah padam saking malunya. Aku hanya bisa terdiam.
Andi: “tenang aja Di, meski aku ikut lombanya bukan berarti pertanyaan teman baikku gak akan kujawab .. xixixixi” jawabnya terkekeh yang seolah-olah terdengar hinaan bagiku.
Aku: “Preeeett… karepmu lah, wes ndang dijawab hahahaha” jawabku setengah hati sambil tertawa terpaksa.
Andi: “teknologi digital itu lebih ke arah bentuk, perangkat atau bahasa kerennya device yang memiliki fungsi utama untuk mengambil, mengolah, menampilkan , menyimpan dan menampung interaksi dari suatu informasi atau data tertentu berdasarkan kode digital binary”
Aku: “bisa langsung dikasih contohnya gak, yang termasuk teknologi digital itu apa?”
Andi: “banyak macamnya, ada teknologi digital yang bersifat interactive seperti handphone, tablet PC, komputer dekstop, laptop, kalkulator, televisi digital, game console dan portable macam PS3, XBOX360, Wii, NDS, PSP dan sebagainya. Ada teknologi digital yang merupakan one-way device seperti GPS, Digital Projector, MP3 Player, Jam digital dan lain-lain. Teknologi digital ada yang digunakan untuk menangkap atau capture obyek atau informasi misal kamera digital, kamera video, scanner, digital censor dan sejenisnya”
Aku: “busyeettt, banyak amat yah? Udah?”
Andi: “belum lah, teknologi digital itu luas dan beragam. Teknologi digital yang digunakan untuk keperluan mencetak atau menampilkan informasi secara real misal digital printer dan mesin fax. Kemudian ada teknologi digital yang digunakan untuk media penyimpanan informasi atau data yaitu CD, DVD, memory card, flashdisk, harddisk eksternal dan sejenisnya. Yang terakhir teknologi digital yang merupakan sebuah aplikasi atau penerapan atau penggunaan seperti internet, intranet, mobile content, game software, laptop/PC software”
Aku : “ ……….. “ banyak banget yah pikirku.
Andi: “udah woooii, setahuku ya itu tuh contoh-contoh teknologi digital..sebenarnya masih banyak lagi, Cuma kalau lewat telpon bisa-bisa kriting mulutku jelasinnya”
Aku: “cukup kok And, udah lumayan dapat pencerahan .. oke makasih yah?”
Andi: “iya sama-sama. gak sekalian tanya, pemanfaatan teknologi digital untuk Indonesia? Hahahaha” sambil tertawa yang menggila.
Andi: “wes wes, perutku sakit nih … cepetan ndang nulis semoga sukses dan menang deh .. hahahaha, assalamualaikum bro” tanpa sempat kubalas salamnya dia menutup pembicaraan, sempat terdengar sesaat tertawanya masih terngiang di telinga.
Ahhhhhh, bodo amat. yang penting udah dapat bahan untuk menulis, ocehan Andi gak usah dipikirin. Lagian dia emang gitu sih dari dulu, suka menolong tapi jailnya itu lho gak ketulungan.
Saatnya menulis, segera ku hidupkan laptop tak sabar rasanya jemari ini bergerak lincah untuk segera menyelesaikan lomba. Kubuka Word dan bersiap mengerahkan segenap kemampuan menulisku.
Krik … krik … krikk … krikkk
Selama sekitar 10 menit aku hanya bisa mematung di depan laptop. Aarrrrggghhhh, apa yang harus ku tulis? Padahal sudah jelas-jelas terekam di otak teknologi digital itu seperti apa dan jelas-jelas sangat bermanfaat buat masyarakat Indonesia.
Fokus Di, fokus …. (2 hari kemudian)
Sebenarnya bicara realita, gak usah diceritain lewat kata-kata juga udah terlihat pemanfaatan teknologi digital di Indonesia. Coba deh lihat, misal kalau iseng lagi di bandara atau mungkin di mal rasanya jarang atau hampir tidak ada orang Indonesia yang lepas dari gadgetnya masing-masing. Handphone, Smartphone, Tablet PC, MP3 player, game portable macam NDS, PSP, kamera digital, bahkan ada yang sempat-sempatnya utak-atik laptop di tengah-tengah keramaian, mungkin karena alasan pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum masyarakat Indonesia sudah cukup akrab dengan teknologi digital, pemanfaatannya pun juga sudah beragam.
Hiburan
Inilah salah satu fungsi teknologi digital yang paling banyak digunakan. Mendengarkan musik, melihat atau menonton video, film dan sebagainya kini dapat dinikmati kapan saja dan di mana saja. Hampir di semua gadget atau handphone atau smartphone sudah mengakomodir kebutuhan manusia akan hiburan. Beragam fitur menarik yang memungkinkan pengguna untuk leluasa “menghibur” dirinya tanpa harus terpaku dengan tempat dan waktu. Di Indonesia, penggunaan teknologi ini juga masih cukup dominan. Akan tetapi suatu kenyataan yang cukup memalukan Indonesia di mata dunia adalah masyarakatnya masih banyak yang suka menikmati hiburan di gadget mereka secara murah-meriah atau kalau bisa cuma-cuma alias gratis, mungkin kita salah satunya? (kita??? Elo aja kali Di .. hahahaha). Lagi-lagi bicara realita, bagaimana CD-CD atau DVD musik, film bajakan bertebaran di sudut-sudut kota hingga pelosok pedesaan yang dijual dengan harga sangat murah. Situ-situs yang menyediakan fasilitas download (unduh) terhadap musik, film dan sebagainya secara gratis juga sudah cukup banyak. Hal ini tentu menjadi PR tersendiri buat pemerintah dan khususnya masyarakat Indonesia untuk bisa lepas dari budaya “gratisan”.
Penggunaan Internet juga dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat Indonesia akan hiburan. Video streaming, browsing, menonton TV, mendengar radio, social media macam facebook atau twitter begitu mengakar hingga menjadi kebutuhan sehari-hari. Meski hiburan ini dapat bersifat postif maupun negatif bagi pelakunya bagai dua mata sisi pisau. Semua hanya tinggal “klik”. Kamu, aku, dia dan siapa saja bisa menjadi iblis di Internet begitu sebaliknya bisa menjadi malaikat buat diri sendiri maupun orang lain. Gak asyik rasanya liat sebagian masyarakat Indonesia, ngehibur dirinya dengan nge-net yang isinya melulu tentang esek-esek atau kebutuhan syahwat. Hahahaha … sekali mesum tetaplah mesum, ayolah dirubah dikit-dikit tuh perilaku dan sifat mesum kita (kita?).
Komunikasi dan Interaksi Sosial
Kegiatan bermasyarakat atau kehidupan bersosial dan komunikasi tidak lagi hanya dilakukan dengan bertatap mata atau bertemu secara langsung. Kini semua dapat dilakukan melalu teknologi digital, berkomunikasi dengan teman, keluarga, relasi bisnis nun jauh di sana mudah sekali dilakukan. Tidak hanya text dan suara, bahkan kita bisa bertatap muka langsung dengan lawan bicara kita melalui perangkat digital. Dengan adanya teknologi digital yang menunjang komunikasi dan interaksi sosial ini, pemanfaatannya dapat lebih menyatukan nusantara yang terbentang dari sabang hingga merauke. Sehingga samudera yang terbentang antar pulau-pulau bukan lagi menjadi penghalang lagi dalam berkomunikasi dan berinteraksi di antara rakyat Indonesia ini. Secara gak langsung, mimpi Gadjah Mada yang ingin menyatukan nusantara dapat terwujud bukan?
Pendidikan
Terbayang gak sih? Kita sekolah di masa lalu, minim dan mahalnya teknologi digital, tidak adanya internet? Betapa merepotkannya, setiap mencari bahan-bahan tugas, makalah, skripsi, tesis bahkan disertasi harus sering-sering berkunjung dari satu perpustakaan ke perpustakaan lainnya. Sekarang, semua tinggal klik dan secra ajaib akan tersedia hampir semua bahan-bahan tugas yang kita inginkan cepat, mudah dan . Selain itu wawasan yang kita terima menjadi tak terbatas.
Kreativitas, seni dan publisitas
Masih ingat baru-baru ini, Yoga Espe yang meniru suara (lipsync) Rhoma Irama di youtube? Kreativitas Yoga mengantarnya menuju kepopuleran yang tak pernah dia sangka. Sederet orang-orang yang mendadak menjadi artis seperti Briptu Norman dengan Chaiya-chaiya, Shinta-Jojo dan sebagainya juga terkenal karena kreativitasnya. Kreativitas dan seni memang dua hal yang susah dipisahkan, ketenaran wisata dan budaya Indonesia juga tak kan bisa lepas dari peran teknologi digital. Objek wisata dan hasil budaya keren yang tersembunyi di penjuru Indonesia akan menjadi tidak keren jika tidak dikenalkan ke penjuru dunia.
Rincian di atas, hanyalah sebagian kecil dari manfaat yang dapat diperoleh dari teknologi digital. Sebenarnya masih banyak yang tersimpan di otak yang ingin diceritakan satu demi satu tentang pemanfaatan teknologi digital di Indonesia, tapi tuts keyboard ini tiba-tiba terhenti.
Aku tak kuasa melanjutkan semangatku untuk menulis tentang pemanfaatan teknologi digital untuk Indonesia, entah kenapa. Pesimis melanda, tulisan ini hanyalah sebuah potret retorika yang harus dijawab sendiri oleh masyarakat Indonesia. Sedih mengingat hal-hal buruk yang telah, sedang dan mungkin akan dihadapi Indonesia.. sakno rek Indonesia. Secanggih apapun teknologi digital yang berkembang di jagat raya ini, Indonesia masihlah menjadi penonton. Jangankan sebagai pencipta teknologi digital, bahkan Indonesia masih belum dipercaya menjadi tempat untuk memproduksi. Tak usah sebut lah siapa, mereka raksasa teknologi lebih percaya China, India, Thailand, Malaysia bahkan Vietnam. Miris dan sangat miris. Ingin rasanya bak seorang Mario Teguh yang langsung menggebrak semangat seluruh warga Indonesia untuk bangkit, mulai untuk memanfaatkan segenap fungsi teknologi digital yang ada untuk membangun Indonesia lebih baik lagi. Tak usah saling membanggakan atau saling menghina gadget atau teknologi digital apapun, toh itu bukan buatan Indonesia. Mulailah berpikir logis, pakailah gadget sesuai dengan kebutuhan dan maksimalkan fungsi teknologi digital yang ada untuk memberikan “sedikit bakti” untuk pertiwi.
Kita tahu semua bahwa meski indonesia baru sebatas “memanfaatkan teknologi digital” bukan “menciptakan teknologi digital”, akan tetapi jangan sampai menghalangi semangat kita untuk segera menjadi “pencipta” teknologi lainnya meski bukan teknologi digital. Mobil ESEMKA buatan anak-anak SMK, robot canggih dan mobil super irit buatan mahasiswa menjadi bukti awal kebangkitan generasi muda yang gusar akan melempemnya teknologi di Indonesia.
Ahhh ngawur lagi, entah lah. Intinya pemanfaatan teknologi digital sudah saatnya diarahkan untuk kemajuan bangsa ini di berbagai lini kehidupan dalam kancah internasional, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, hiburan, teknologi dan sebagainya.
Selesai sudah tulisanku, setelah ku baca berulang-ulang aku sadar akan suatu hal “tulisanku bener-bener ngawur”. Tema tulisanku gak terlalu nyantol ama tema yang diusung lomba tentang “pemanfaatan teknologi digital untuk Indonesia”. Biarlah, aku hanya ingin menyampaikan uneg-unegku agar Indonesiaku bisa lebih baik dan lebih baik lagi meski melalui tulisan sederhana dan acak-adul ini. Andi, sepertinya tulisanmu bakalan menang kali ini. Lek menang jo lali yo, traktiran e. hehehe….
Mimpi itu masih ada, asa itu masih terjaga. C’mon Indonesia, kita melesat cepat ke angkasa raya.