Bule Bingung
Perjalanan dari Banjarmasin ke Surabaya begitu melelahkan, melelahkan karena harus menunggu pesawat yang delay dan delay. Sempat kesal juga karena tak ada penjelasan dari Maskapai nya, alasan kenapa pesawat ditunda terbang / delay. Untungnya reda juga hati ini begitu mendengar bahwa pesawat segera take off. Sesampai di Bandara Juanda, tak lupa sabet Roti B** beberapa buah untuk oleh-oleh, langkah ini sengaja ku percepat karena rindu sama Ara sudah di ubun-ubun. Naik bus DAMRI jurusan Juanda – Bungurasih dengan tarif yang masih sama dengan 3 tahun yang lalu yaitu 15.000 IDR. Sekitar 40 menit sampai juga di Terminal Bungurasih untuk melanjutkan perjalanan ke- Pare (Kediri) dengan naik Bus Patas jurusan Surabaya – Blitar. Sesaat sebelum naik bus, kulihat ada seorang bule (perawakan mirip Prince Harry – adeknya Prince William, dari style nya kayaknya sih turis tipe-tipe backpacker gitu lah) yang sedang kebingungan membaca jadwal dan tarif bus yang terpampang di Terminal. Awalnya sih cuek aja, “ahh biarin lah, toh nanti juga ada yang bantu” kataku dalam hati sambil melirik beberapa petugas terminal dengan seragam biru yang banyak standby di terminal.
Sejurus kemudian, aku terusik lagi dengan si Bule. Coba ku lempar pandanganku ke arah bule tadi berada, ya Allah kok gak beranjak dari papan jadwal bus itu yah? Dia hanya terpaku kebingungan dan seolah tak berusaha bertanya pad siapapun di dekatnya. Busyet, berarti sudah sekian lama dia kebingungan tapi tak seorangpun membantu. Masak iya seisi terminal yang jumlahnya hampir ratusan orang gak ada yang bisa bahasa Inggris pikirku. Apa jangan-jangan tuh bule gak bisa bahasa Inggris?
Ya sudahlah, kurelakan antrianku menunggu bus Surabaya-Blitar untuk mencoba membantu si Bule.
Aku dekati dia, dan straight to de point aja lah,
Aku: “Sir, can I help you?”
Si bule: “Ohh yeah …” jawabnya agak kaget
Aku : “Where do you wanna go?” aku bertanya sedikit berteriak karena di Area sekitar papan jadwal bus itu ada orkes dangdut (OMG berisik sekali).
Si bule: “Ma..madura”
Aku: “Madura?” mampus aku gak pernah ke-Madura, pernah sih dua kali tapi cuma sampai ke Jembatan Suramadu, plus Rumah Makan Bebek yang enak itu … (lupa nama dan tempatnya). Malu juga sih rasanya, dia bule dari negara lain aja rela jauh-jauh ber wisata ke Madura padahal aku saja (orang Indonesia) yang boleh dikatakan deket banget ama Madura belum pernah berwisata ria selain dua tempat yang kusebut tadi… Duh gimana ngomongnya, nekat aja deh coba aku sebutkan satu demi satu kabupaten yang ada di Madura.
Aku: ” Sumenep ?”
Si Bule: dengan sedikit kebingungan dia menjawab “yeah, Sumenep”, sambil melihat notes yang dibawanya.
Aku: mampus, kalau ke-Sumenep naik apa yah? duhhh … gimana nih?berputar otakku mencari bantuan. Got it, ke petugas terminal .. sambil bergegas, si bule kusuruh untuk menunggu “wait here for a few minutes, don’t go anywhere“. Setelah bertanya ke petugas terminal, aku kembali ke-Bule tadi.
Aku: “ok, you can go to Sumenep Madura with that Bus” sambil kutunjukin sebuah bus yang OMG gak enak dipandang mata -meskipun Patas AC-
Aku: “did you get it?” aku meyakinkannya apakah dia sudah mengerti atau belum
Bule: “yeah thank you very much” jawabnya sedikit kebingungan.
Aku: “you’re welcome” jawabku sambil berlalu mempercepat langkah kembali ke barisan antrianku tadi. Setelah beberapa langkah, aku melirik si bule untuk memastikan bahwa dia sudah pergi naik bus yang aku tunjuk tadi. Wedew…..
Dia belum beranjak juga, melihat-lihat lagi papan jadwal bus sambil celingak-celinguk. WTF, duhh si bule ini gimana sih? apa kurang jelas yah “bantuan” ku tadi. Ya sudahlah, aku melangkah lagi mendekatinya dan paham dia masih bingung. Mungkin karena orkes dangdut yang berisik plus berjubelnya penumpang lain yang hari itu jumlahnya cukup banyak.
Aku: “ok, I get it .. just follow me” kuajak dia mengikutiku mendekati bus jurusan Surabaya -Madura (Sumenep). Aku tanya ke sopirnya untuk memastikan bahwa tujuan bus ini memang “SUMENEP”plus harga tiketnya, sebelum kusuruh si bule naik. Biasa lah di Indonesia, kalau ada bule pasti jadi tontonan, termasuk di terminal ini. Aku serasa jadi tontonan menarik karena dari tadi ngobrol ma tu bule.. duuuhh malunya (aku lihat mereka bisik-bisik sambil ketawa-ketawa gak jelas liat tingkah laku si bule yang memang ketahuan banget kalau sedang bingung).
Aku: “you can go to Madura -Sumenep by this Bus, the price of the ticket is about twenty thousand rupiah” jelasku
Bule: “ok, I get it” jawabnya sambil naik bus. Setelah aku pastikan dia sudah berada dalam bus, aku beranjak pergi “fiuhhhhh, akhirnya”
Bule: ” Thank you very much for helping me” teriak si bule dari dalam bus.
aku melihatnya sekilas dan hanya mengangkat jempolku, seolah berkata “You are welcome“, karena gak mungkin juga aku teriak-teriak.
Okay, masalah si bule sudah beres … saatnya untuk pulang ke-Pare dan ketemu sama Ara. Beberapa menit kemudian, setelah duduk nyaman di kursi dalam bus “Sorry Sorry Sorry Sorry, Naega naega naega meonjeo Nege nege nege ppajyeo, Ppajyeo ppajyeo beoryeo baby Shawty Shawty Shawty Shawty, Nuni busyeo busyeo busyeo Sumi makhyeo makhyeo makhyeo, Naega michyeo michyeo baby”
HP ku berdering, “duhh anything else?” kataku dalam hati …
Tulisan ini juga dimuat di BanjarmasinPost Edisi Kamis, 2 Agustus 2012
nicely done sir 😀
hahahaha, i’ll try one more time sir
Awalnya sih cuek aja, “ahh biarin lah, toh nanti juga ada yang bantu” kataku dalam hati sambil melirik beberapa petugas terminal dengan seragam biru yang banyak standby di terminal.
duh…tipikal jaman sekarang, jadi bertanya, kayanya dulu tiap belajar di SD itu dibilangin orang Indonesia ramah dan suka menolong. Pada kemana sekarang ya…..??
bro yang satu ini kalo mencari “celah” sangat cermat.he3… Buru2 sih, jadinya cueknya bener2 keluar (ngeles.com)
dan yang paling menggelitik buatku adalah ringtonenya mas adiii,,, 🙂
hahahahaa, masih kena demam K-pop nih
ahaaa,,lagi di jawa mas?
Masih ada Mas Adi yg masih ambil pakem orang Indonesia yg kata nya sangat berjiwa tolong menolong…(biar sama Bule)…
pakem orang Indonesia ya mas? ng, gak tahu saya.hehehe
salut ..2 jempol buat mas bro deh…diantara banyak mata yg ngga peduli, masih ada mas adi yg mau membantu..tapi pertayaan nya saya sama seperti yg mas pikir..apakah karena mereka ngga ada yg bisa bahasa inggris jadi ngga mau bantu bule itu..(padahal salah bule itu yg ngga bisa bahasa kita kan…?..he..he)
itu dia mas, apa bener gak ngerti bhsa inggris yah? ato emang cuek-cuek kayak saya?wkwkwkw