Fenomena HIV/AIDS, PSK dan “premanisme” di Banjarmasin (Catatan seorang surveyor)

Ke-lapangan dan bertemu dengan berbagai macam karakteristik responden merupakan makanan sehari-hari petugas Survei atau Sensus yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik. Untuk bulan Mei hingga Juli nanti, saya ikut ambil bagian dalam Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)di wilayah Kalimantan Selatan. Bersama dengan Tim 2 yang beranggotakan 8 orang yang terdiri dari 1 orang Pengawas, 1 orang editor, 4 orang pencacah Wanita Usia Subur (WUS), 1 orang pencacah Remaja Pria sekaligus Rumah Tangga dan 1 orang pencacah Pria Kawin sekaligus editor.

Di hari pertama, tim kami berangkat dengan semangat dan optimis dapat menaklukan medan (untuk jaminan survei yang bersifat rahasia, lokasi di salah satu sudut Kota Banjarmasin tidak saya sampaikan di sini) dan menyelesaikan sederet pertanyaan di kuesioner tebal ini untuk di sampaikan pada sederet nama responden yang ada di tangan. Awalnya, semua berjalan lancar dan sebagaimana mestinya. Meski ketika sampai di tempat yang merupakan wilayah padat penduduk dengan pemukiman yang bisa dibilang kumuh dekat pelabuhan, saya merasakan hawa yang tidak enak dan perasaan was-was. Entahlah, karena keseringan ke-lapangan kali yah jadi 6th sense tentang kondisi dan situasi wilayah cacah menjadi terlatih. Ternyata benar, belum lama kami melakukan pendataan sudah ada kejadian yang membuat kami down.

Tepat di depan kami terjadi huru-hara antar warga yang masing-masing membawa mandau seolah-olah siap berperang. Belum reda ketakutan dan kekagetan kami hilang, tiba-tiba Doooorrr …. Letusan senjata api meledak di atara huru-hara tadi, (kalau tidak salah) seorang polisi dengan pakaian preman mencoba meredakan kekisruhan tersebut. Bagi kami ini suatu kejadian yang spektakuler cenderung Ngeriii, anehnya penduduk sekitar tidak merasa kaget dan beraktivitas seperti biasa seolah-olah hal tersebut merupakan kejadian yang biasa bagi mereka.

Tak berhenti sampai di sini kekagetan kami, banyak hal yang membuat kami bergidik dan selalu waspada setiap jengkal melangkah ke satu rumah responden ke rumah responden lainnya. Diantaranya adalah melihat dengan mata kepala sendiri bahwa penyakit HIV/AIDS sudah menjadi “biasa” di wilayah itu. Penyakit inipun dianggap penyakit biasa lainnya yang dengan mudah bisa disembuhkan, informasi yang benar-benar salah akan tetapi masih bersemayam dalam benak masyarakat di wilayah tersebut. Bahkan ada warga yang tanpa kami tanya, menjelaskan secara rinci siapa-siapa yang terkena penyakit ini, keluarganya, temannya dan tetangganya.

Keprihatinan kami tidak berhenti sampai di situ, ada anak-anak usia 15 tahun, 14 bahkan 12 tahun yang sudah menjadi PSK untuk mendapatkan penghasilan. Miris memang, karena orang tuanya juga tahu profesi anaknya dan terkesan membiarkan saja. Dan selidik punya selidik, hal itu juga sudah lumrah di daerah tersebut. Benar-benar mengkhawatirkan dan hati ini digelitik untuk segera mengatasi atau minimal merancang cara-cara untuk menuntaskan masalah-masalah sosial di sana. Namun apa daya, tugas kami sebatas mengumpulkan data.

Untungnya satu hal yang membuat kami sedikit bernapas lega, di tengah lingkungan yang serba Texas itu masih ada sebuah masjid yang berdiri kokoh di sana yang menjadi pelarian kami untuk berkeluh-kesah dan memohon keselamatan pada-Nya. Selain itu tidak sedikit responden yang selalu ramah tersenyum pada kami dan selalu berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dalam kuesioner dengan jujur dan sepenuh hati. Terbayarkan sudah kelelahan dan ketakutan kami …

Next area will be “a piece of cake” jika dibandingkan wilayah sebelumnya, hanya terkendala banjir .. dan itu tampaknya bukan masalah buat kami.

Tulisan ini dimuat di harian Banjarmasin-Post edisi KAMIS, 31 MEI 2012 versi cetak/elektronik di sini

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: