BBM naik? siap-siap “galau”
Layaknya politisi yang berbicara tentang retorika permasalahan negara yang hanya mereka sendiri yang (menurut mereka) mampu menyelesaikannya, rakyat sekarang cenderung mulai belajar memahami tingkah polah kalangan “dewa” yang tidak bisa mereka jangkau dan berbicara dengan bahasa yang masya Allah “dewa” banget. Ini bukan omong kosong yang terlahir dari otak blogger yang rada miring macam saya tapi inspirasi dari ocehan rakyat pinggiran yang tak mungkin tembus ke telinga para “petinggi” kita di sana.
Tak mau berlarut-larut, dalam beberapa hari ini saya mencoba berkomunikasi dengan beberapa “bagian” masyarakat yang notabene sangat resah ketika ada kebijakan untuk menaikkan BBM. Masyarakat di sini merupakan masyarakat kelas menengah yang hidupnya “pas-pasan”. Pas-pasan dalam artian mampu memenuhi kebutuhan primer dan sekunder saja. Bagaimana tidak, gaji belum naik semua harga barang akan meroket tajam (efek langsung). Susahnya, ini nih yang harusnya menjadi perhatian pemerintah. Kadang kalangan menengah ini menjerit bukan karena BBM naik tapi karena BBM langka (habis diborong para pengusaha dan pelangsir/penampung BBM, fakta coy bukan hanya kosakata gila). Tengok saja beberapa wilayah seperti Kalsel misalnya, BBM langka bukanlah sebuah hal “langka”. jarang kita temui di POM Bensin sudut manapun masih ada stoknya, kalaupun ada yahhh antrian yang menggila.
Jangan heran, belum naik saja BBM sudah langka luar biasa. Tapi anehnya banyaaaaaaaaak (lebay yah?) penjual bensin eceran merajalela di mana-mana mulai kelas teri hingga kelas paus. Biasanya jika BBM (Premium) harga normal versi POM 4.500 IDR, kalau versi “penjual” 5.500-6.000 sekarang (dari artikel ini di tulis hingga tanggal 26-April-2012) 7.000 – 10.000 (ini per 1 botol yang isinya gak akan sampai 1 liter). Hitung sendiri deh untungnya kalau misal saja kita berhasil menjual hanya 100 liter, hmmm… lahan bisnis yang oke kan? (sayangnya saya masih enggan dengan bisnis yang “kayak” gini).
Bayangkan sendiri dah kalau harga resmi diumumkan pemerintah naik, betapa menderitanya rakyat golongan “ini” yang berada di kawasan/daerah “itu”. kalau mahal dan ada barangnya sih mungkin “rada-rada” maklum lah, toh ada BLT yang bisa dinikmati manfaatnya bagi kalangan papa (plus minyak dunia emang nyesek banget naiknya, kasihan juga pemerintah kita kan?). Lha kalau udah harga barangnya (BBM) naik, barangnya langka gimana gak bikin galau?
Kalau anda masuk dalam “golongan ini” siap-siap galau sambil coba cari “peluang” yang bisa menambal pos-pos pengeluaran atau konsumsi rumah tangga (SAYA JUGA GALAU nih). Kalau tidak, alhamdulillah deh, banyak bersyukur..
Nah, 1 lagi harapan yang semoga bukan “pepesan kosong” saja. Ayoo dong PERTAMINA lihat Menteri BUMN kita pak Dahlan yang sudah maxi banget usahanya untuk melejitkan berbagai BUMN dari “dasar”nya. Trus cari gih inovasi apaaa gitu yang support dalam penghematan BBM, misalnya pendanaan buat mahasiswa atau siswa SMK yang mampu berkreasi menciptakan Mobil/Mesin/Motor yang “sangat” irit BBM kalau perlu yang pakai bahan bakar Air (BBA).. meski ngarep banget, tapi apa iya sepenggal kegalauan rakyat ini terobati. Boro-boro terobati, dibaca aja belum tentu. (sumber gambar: bpost)
bahan bakar selain minyak dan gas apa kabar? yang kaya bioetanol? bisa juga buat alternatif. semoga orang-orang pintar bisa segera merealisasikan bahan bakar tersebut.
Bioetanol msh dalam perdebatan karena efek korosif terhadap mesin/logam. Hmm berharap banyak pada generasi di bawahq (millati dkk) he3